[One Shoot] OS OF 2S My Life’s Partner Part 2/end

Title : My Life’s Partner

Cast : Siwon, Yoona

Supporting cast : Yuri, Yesung, Tiffany, Kangin, Taeyeon, Leeteuk, etc (find them by yourself)

All the cast are belong to their families, company and God.

Hi author udh post OS lanjutan dari My Life’s Partner yang udh end. Sebelumnya author mau ngasih tau, mungkin cerita ini akan lebih banyak ke moment kehamilan Yoona ya hehe.

Anyway.. sorry guys updatenya lama karena author liburan ke Perth jadi ga sempat update. Sebagai tebusannya, part 2 ini ga akan diprotect.

Happy Reading my readers!

Before (Part 1)

Aku rela untuk menggantikan dirinya. Aku berdoa semoga ini tidak akan lama karena dokter berkata kemungkinan ini akan membaik yang penting Yoona tidak stress dan menjaga kondisinya agar tetap stabil.

Part 2

Author POV

Suami mana yang jika mencintai istrinya tidak akan merasa takut jika istrinya kapan saja bisa meninggalkannya untuk selamanya? Suami mana yang tahan melihat wanita yang sangat dicintainya kesakitan setiap hari, tidak hampir setiap jam. Jawabannya ada tidak ada dan pastinya mereka juga akan merasa sangat sakit. Inilah yang juga tengah dirasakan Siwon. Dirinya merasa tidak berguna karena tidak bisa berbuat apa-apa ketika Yoona menangis kesakitan. Dirinya tidak bisa menyerap rasa sakit yang dirasakan Yoona. Dirinya merasa sungguh sangat tidak berguna. Ingin rasanya ia menyewa dokter manapun yang bisa menyembuhkan penyakit Yoona ini. Sebenarnya, sakit Yoona bisa berkurang jika dirinya mau menggugurkan bayinya yang sudah berusia empat bulan ini. Jika saja Yoona mau..

Siwon POV

Pagi ini aku akan berangkat ke kantor untuk menghadiri meeting akhir tahun perusahaan. Jujur saja aku tidak fokus. Aku membiarkan semua pegawai yang ada di ruangan ini berpendapat tapi sebenarnya aku tidak terlalu mendengar apa yang mereka bicarakan. Aku dari awal sudah menolak untuk hadir tapi Appa sedang pergi ke Boston jadi tidak ada yang bisa menggantikan diriku dan lagi pagi ini Yoona terlihat sudah lebih baik dan sehat, jadi aku tidak merasa terlalu khawatir lagi. Semoga saja dia akan terus sehat seperti ini. Melihatnya menangis kesakitan membuat aku merasa hatiku diremas sangat kuat. Setiap air mata yang turun membuatku merasa orang yang sangat tidak berguna untuk Yoonaku. Aku selalu mencintainya lebih dari apapun, jadi wajar saja jika aku merasa tidak berguna karena hal ini. Mungkin, mungkin sebagian dari kalian berkata “kau terlalu berlebihan” tapi bagiku ini serius apalagi dokter sudah bilang kepadaku Yoona kapan saja bisa meninggal jika keadaannya turun drastir. Entahlah. Kenapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat kepada Yoona, mengizinkan Yoona merasakan sakit yang tidak bisa ditahannya. Yoona wanita yang kuat, jika dia sudah menangis kesakitan berarti ini memang sangat sakit. Ah rasanya aku ingin membunuh diriku sendiri jika melihatnya menangis setiap malam. Oh Tuhan semoga ini cepat berakhir.

Rapat akhirnya selesai. Jam sudah menunjukkan jam 4 sore ketika aku sampai dirumah. Rumahku sore ini sangat sunyi sekali. Aku bertanya kepada pelayan yang ada di ruang tamu “dimana istriku, sera?”. Sera menjawab “Nyonya belum keluar kamar setelah anda pergi jadi dirinya masih dikamar”. Aku membelalak mataku dan berkata agak keras “jadi dia belum makan? Dan kalian tidak mengirimkan makanan ke kamar? Aku harus mengingatkan berapa kali jika dia harus dijaga sebaik mungkin hah?”. Sera terdiam. Beberapa pelayan kemudian masuk ke ruang tamu, mungkin karena terkejut mendengarku marah. Aku pun kembali berkata “Apakah aku masih bisa percaya kepada kalian? Kalian tau bukan istriku sedang sedih dan sakit. Bisakah kalian lebih mengerti tanpa kusuruh? Bisakah?!”. Tanpa sadar aku telah membentak mereka. Aku baru akan berbicara lagi tapi terpotong karena aku mendengar suara Yoona berkata “Oppa, hentikan. Aku tidak apa-apa. Sudahlah”. Dirinya sedang menuruni tangga. Oh syukurlah, dia memang tidak apa-apa karena wajahnya hari ini tidak pucat dan sangat cerah. Ketika Yoona sudah sampai diruang tamu dirinya berkata “Maafkan Siwon Oppa Sera ya. Maafkan Siwon Oppa ya. Jangan diambil hati, dia pasti tidak bermaksud membentak, ini semua karena diriku. Jadi kalian sekarang boleh melanjutkan pekerjaan kalian”. Aku terdiam mendengar Yoona meminta maaf kepada pelayan-pelayan dirumah ini. Setalah mereka semua pergi, Yoona berkata “Oppa, jangan diulangi lagi yang tadi. Aku bisa mengurus diriku sendiri jadi tidak usah khawatir Oppa”. Aku langsung memeluk erat dirinya dan berkata “Maafkan aku Yoong, aku tidak bermaksud memben..”. Perkataanku kemudian terpotong oleh ciumannya di bibirku. Yoona kembali bersuara “jadi bagaimana rapat tadi Oppa? Berjalan lancar kan?”. Aku mencium kening indahnya dan menjawab “lancar sayang, tenang saja”. Kemudian kami pun masuk ke kamar kami. Aku sudah akan tidur di ranjang tapi Yoona langsung berkata “mandi dulu Oppa, jangan langsung tidur”. Haha, akhirnya aku pun memutuskan untuk mandi. Kurang lebih 20 menit kemudian, aku pun keluar dari kamar mandi. Aku melihat ke sekeliling kamar tapi nihil, tidak ada Yoonaku. Aku memutuskan untuk memakai piyama tidurku dulu baru mencarinya. Tapi kemudian, aku mendengar suara tangisan, tidak salah lagi itu suara tangisan Yoona. Aku segera berlari menuju lemari di sudut kamar dan menemukan Yoona sedang berjongkok memegang perutnya sambil menangis. Inilah pemandangan yang selalu aku benci. Aku berjongkok dan berkata “Yoong, kau tidak apa-apa?”. Dia hanya menggelengkan kepalanya. Aku langsung mengendongnya ke ranjang kemudian mengelus perut serta mencium kepalanya berkali-kali dan berkata “Apakah masih sangat sakit seperti biasa sayang?”. Yoona menggeleng. Dia selalu menggeleng setiap ditanya sakit atau tidak. Hah.

Jam menunjukkan pukul 3.50, dan jam seginilah istriku baru tertidur. Aku sangat kasihan kepadanya, harus menanggung semua sakit sendiri dan berusaha kuat di depanku karena takut aku mengkhawatirkannya. Kuharap semua rasa sakit itu akan segera berakhir. Aku sudah tidak tahan melihatnya.

Author POV

2 minggu setelah kejadian malam itu, Yoona jarang lagi merasakan sakit yang begitu parah meskipun masih ada sedikit nyeri dan pusing-pusing yang sering menghampirinya ketika pagi hari. Yang membuat Siwon tidak tega adalah morning sickness yang dialami Yoona semakin hari semakin parah. Jika Yoona makan dipagi hari, ia akan langsung memuntahkan semua makanan itu setelahnya, jadi bisa dibilang sia-sia saja. Bagaimana Siwon bisa tega melihat semua itu walaupun Yoona selalu berkata ini memang wajar dialami wanita hamil? Tubuh Yoona semakin kurus dan dirinya sudah pingsan beberapa kali karena lemas. Entahlah, sebenarnya satu-satunya cara yang dianjurkan dokter Jung ketika kemarin Siwon menemuinya sendiri adalah dengan menggugurkan janin didalam perut Yoona. Tapi sanggupkah Siwon untuk mengatakan itu kepada Yoona? Tentu saja tidak! Keluarga Choi dan Im sudah mengetahui masalah ini dan mereka menyetujui jika janin itu digugurkan, tapi semuanya tidak segampang apa yang diinginkan. Yoona tidak akan mau, kita semua tau bukan bagaimana Yoona sangat ingin memberi keturunan untuk Choi Siwon? Dan apa yang ditunggu-tunggu itu akhirnya terwujud tapi seakan Tuhan tidak mengizinkan dirinya bahagia jadi Tuhan memberikan penyakit yang mengharuskan dirinya menggugurkan janin berharganya itu, yang mungkin setelah ia menggugurkannya, ia tidak akan pernah bisa memiliki keturunan lagi. Siwon sekarang sedang berada di ruangan kerjanya, dirinya bukan bekerja, tetapi memikirkan berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan istrinya dan juga… anaknya. Anaknya? Untuk yang satu ini, dia akan berusaha keras untuk mempertahankannya. Tetapi.. jika di hanya diberi pilihan untuk memilih salah satu diantara mereka berdua, maka sudah pasti Siwon akan memilih istrinya, Yoonanya yang adalah hidup dan jiwanya. Siwon terbangun dari lamunannya ketika mendengar suara ketukan pintu ruang kerjanya lalu berkata “Siapa? Masuklah”. Ketika pintu dibuka, Siwon melihat wajah Yeri, pelayan pribadi Yoona sangat gelisah. Siwon langsung bertanya “Ada apa Yeri? Katakanlah”. Yeri menunduk, meremas tangannya di ujung roknya dan berkata dengan gugup “ehm.. tuan ehm..”. Siwon menjadi khawatir lalu berkata “kenapa? Cepat katakanlah”. Yeri menjawab “Begini tuan, nyonya tadi mengalami morning sickness lagi dan saat akan berbaring dirinya tiba-tiba pingsan”. Siwon secara spontan menaikan volume suaranya “Apa? Kenapa kau baru beritahu sekarang”. Yeri baru akan menjawab tapi Siwon sudah memotongnya dengan berkata “Cepat telepon Seoul International Hospital dan katakan kepada mereka untuk menyiapkan ruang khusus yang telah kubeli disana. Cepat!”. Yeri menggangguk. Siwon kemudian berlari kekamarnya lalu langsung menggendong Yoona dan memasukkannya kedalam Limosinenya.

Entah bagaimana, tetapi 25 menit kemudian, Siwon sudah membawa Yoona dan masuk menuju ruang khusus yang tadi dipesannya. Saat Siwon akan memanggil dokter Jung, tangannya langsung digenggam oleh sebuah tangan yaitu tangan Yoona. Siwon pun terduduk dan langsung mencium bibir Yoona pelan serta berkata “Sayang, apakah sakit itu kembali lagi?”. Yoona tersenyum dan menjawab “Tidak Oppa, tadi aku hanya merasa sedikit pusing jadi mungkin itu yang membuat aku pingsan. Sudahlah kita pulang saja ya Oppa”. Siwon yang mendengar itu langsung berkata “Tidak sayang, kita harus mengecek kondisimu dulu”. Yoona menggeleng dan berkata “Aku tidak apa-apa. Tenang saja”. Mau tidak mau, Siwon pun menuruti permintaan Yoona untuk pulang.

Siwon bersyukur, sangat amat bersyukur karena di usia kandungan Yoona yang memasuki bulan keempat ini, Yoona sangat jarang merasa sakit dan nafsu makannya pun sudah bertambah. Siwon terus berharap kondisi Yoona akan terus seperti ini, semoga saja.

Waktu terasa cepat, usia kandungan Yoona pun sudah menginjak 5 bulan lebih 2 minggu dan 3 hari. Tapi lagi-lagi badai datang dan mengacaukan segalanya. Kenapa lagi? Lagi-lagi kondisi Yoona mengalami penurutan dratis dan semakin lemah. Yoona seakan-akan tidak memiliki tenaga lagi. Siwon yang melihat ini semua sudah sangat tidak tega dan tibalah pada hari ini, saat Yoona menjerit kesakitan di tempat tidur mereka di pagi hari, Siwon langsung berkata agak keras “Yoong! Sudahlah kita gugurkan saja. Melihatmu seperti ini membuatku merasa tersiksa juga. Aku mohon Yoong, Oppa tidak ingin kehilanganmu”. Mendengar itu, otomatis membuat Yoona semakin menangis. Mana mungkin dirinya mau melakukan hal itu walaupun nantinya dia harus mengorbankan nyawanya. Yoona kemudian menggelengkan kepalanya menandakan penolakan atas apa yang barusan Siwon katakan. Siwon kembali bersuara “Tidak bisa sayang.. ini akan berakibat fatal untuk dirimu dan jika terjadi apa-apa padamu,  aku juga takkan bisa hidup”. Yoona berusaha menjawab “Tidak Oppa, aku tidak akan pernah menggugurkan bayi ini. Aku tak peduli walaupun aku harus meninggal sekalipun”. Siwon mendesah panjang “Baiklah. Tapi jika ini terjadi lagi, maafkan Oppa, mau tidak mau Oppa kan melakukan itu”. Kemudian suasana di ruangan ini berubah menjadi sangat amat hening. Dalam hati Siwon, sebenarnya dia sangat sedih dan tidak tega mengucapkan kata ‘gugur’ tapi mau bagaimana lagi? Yoona adalah yang terpenting baginya dan akan selalu menjadi yang terutama sekalipun dia harus rela kehilangan keturunannya, dia rela.

Yoona POV

Kenapa rasanya Tuhan tidak ingin memberikan aku keturunan.. kenapa? Ini sungguh menyiksaku. Aku selalu dan akan terus berusaha mengutamakan anakku dibanding apapun, sekalipun aku harus mengorbankan nyawaku.. aku rela. Entahlah, ini tidak akan lama lagi. Aku tinggal bertahan 3 bulan lagi dan aku pasti bisa.

Di usia kandunganku yang memasuki bulan ke-6 lebih beberapa hari, morning sickness ku sudah hilang dan satu hal yang aku syukuri.. mungkin kalian juga akan merasa senang mendengarnya. Dihari yang lalu ketika aku dan Siwon Oppa pergi ke rumah sakit untuk mengecek kandunganku, aku mendapat kabar bahwa aku sudah bebas dari penyakitku tapi aku harus extra hati-hati dan tidak boleh lelah. Ini semua jawaban dari doaku dan juga doa Siwon Oppa setiap hari. Ini seperti mimpi indah yang kudapat setelah berbulan-bulan aku mengalami mimpi buruk. Dan yang terpenting aku akan segera menjadi seorang ibu dan Siwon Oppa akan segera menjadi seorang ayah. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan atas kebaikkannya. Semoga tidak ada hal yang buruk terjadi lagi.

Author POV

Senja sudah berlalu dan hari pun sudah kembali menjadi pagi. Siwon menjadi pertama yang membuka mata dan mencium puncak kepala Yoona yang ada dipelukkannya sepanjang malam. Mendapat ciuman dikepalanya nyatanya tidak membuat Yoona bangun, malah semakin menyembunyikan dirinya di dalam pelukkan Siwon yang terasa sangat hangat dan nyaman. Siwon tersenyum dan dalam hati bersyukur karena Yoona ada miliknya, wanita cantik, baik, dan masih banyak kelebihannya yang membuat Siwon takjub. Siwon kembali mencium Yoona kali ini di bagian pipi kanannya.. lagi-lagi Yoona tidak bangun dan terakhir Siwon memberikan ciumannya di kedua kelopak mata Yoona yang membuat Yoona bangun dari tidurnya. Siwon tersenyum melihat Yoona yang membuka kelopak mata indahnya sambil menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ketika mata itu sudah buka secara sempurna, Siwon langsung mencium pipi Yoona dan berkata “Morning Yeobo”. Yoona tersenyum dan berkata “Morning Oppa. Maaf lagi-lagi kau yang bangun duluan”. Siwon menjawab “Tidak apa-apa Yoong, lagipula aku senang bisa bangun duluan dan memandang istriku dengan bebas”. Yoona tersipu malu. Hmm benar-benar pasangan yang menggemaskan.

Malam, ya tanpa disadari hari sudah malam. Dan malam ini, Yoona menjadi sangat manja karena dirinya terus saja meminta Siwon untuk mencium puncak kepalanya dan mengelus pipinya. Hah ini salah satu “ngidam” yang dialami Yoona. Dan kalian tau Siwon bagaimana? Tentunya dirinya dengan senang hati melakukan semua hal yang Yoona inginkan dan perintahkan. Dan ini sudah 3 jam sejak Yoona meminta dirinya mengelus pipinya dan mencium kepalanya. Haha. Tiba-tiba saja Yoona berkata “Oppa aku merasakan dia bergerak didalam sana, dia baru saja menendang perutku Oppa”. Siwon kemudian menjawab “Benarkah dia menendang?” lalu meletakkan kepalanya di atas perut Yoona, dan benar dia juga merasakan tendangan dari dalam sama. Daebak! Siwon kemudian mencium perut Yoona berkali-kali dan selanjutnya membawa tubuh Yoona kedalam pelukkannya. Ini pertama kalinya ia mengalami ini semua, jadi semuanya terasa begitu berkesan, begitu berharga untuk dirinya dan juga Yoonanya.

Hi. Sorry author kali ini cuma bisa kasih segini. Author mau minta maaf banyak hal deh. Pertama, udh buat readers nunggu lama. Kedua, part 2/end ini kayaknya ga gitu memuaskan ya? Tapi cuma ini yang bisa author kasih.  Ketiga, sorry kalau banyak typo, author ga sempat ulang edit lagi soalnya ga punya banyak waktu.

Doain ya semoga author bisa punya waktu luang lebih banyak. Ini aja author tulis 1 jam setiap sebelum tidur dan syukurlah akhirnya bisa siap juga. Semoga ga mengecewakan kalian deh and thanks buat semua supportnya dan commentnya.

P.S : – Kalau boleh, coba kasih saran kalian pengen cerita yang gimana dan FF apa yang mau dipublish/dilanjutin setelah FF ini. – Sepertinya bulan December ini, author balik ke hometown di Australia jadi mungkin cuma bisa post FF makanya minta saran kalian hehe.